Ketahui Kanker Anus sejak Dini dan Pengobatannya - Begitu kita dengar kata Kanker tentu yang kita tahu adalah bahwa penyakit ini sangatlah berbahaya. Yuk kita ketahui sejak dini apa Gejala dan bagaimana cara pengobatannya terkhusus kali ini adalah membahas mengenai Kanker Anus. Semoga bermanfaat.
Apa itu Kanker Anus?
Kanker Anus dimulai saat sel-sel di tubuh mulai tumbuh tak terkendali. Sel di hampir seluruh bagian tubuh bisa menjadi kanker, dan bisa menyebar ke daerah lain di tubuh. Kanker dubur dimulai di anus. Untuk memahami kanker dubur, ada baiknya mengetahui struktur normal dan fungsi anus.
Anus adalah bukaan di ujung bawah usus.
Seiring makanan dicerna, ia lolos dari perut ke usus kecil. Ini kemudian berjalan dari usus kecil ke bagian utama usus besar (disebut usus besar). Usus besar menyerap air dan garam dari makanan yang dicerna. Masalah sampah yang tertinggal setelah melewati usus besar dikenal dengan tinja atau feses. Kotoran disimpan di bagian bawah usus besar, disebut rektum, yang merupakan 6 inchi terakhir dari sistem pencernaan. Dari sana, mereka keluar dari tubuh melalui anus sebagai buang air besar.
Kelenjar dan saluran (tabung yang berasal dari kelenjar) ditemukan di bawah mukosa. Kelenjar membuat lendir, yang berfungsi sebagai cairan pelumas. Kanker dubur yang dimulai dari sel di kelenjar disebut adenokarsinoma.
Kanker dubur sering dibagi menjadi 2 kelompok :
- Kanker saluran anal (di atas ambang dubur)
- Kanker dari margin anal (di bawah ambang anal)
Terkadang kanker dubur menyebar dari satu area ke daerah lainnya, jadi sulit untuk mengetahui dengan pasti di mana mereka memulai.Saluran anus dikelilingi oleh sfingter, yang merupakan otot melingkar yang membuat kotoran keluar saat buang air besar.
Tumor dubur
Banyak jenis tumor bisa berkembang di anus. Tidak semua tumor ini adalah kanker - beberapa bersifat jinak (non-kanker). Beberapa pertumbuhan dimulai dari fase jinak namun seiring waktu dapat berkembang menjadi kanker. Ini disebut kondisi pra-kanker.
Tumor dubur jinak (non-kanker)
Polip
Polip adalah pertumbuhan kecil, bergelombang, atau jamur seperti jamur yang berkembang di mukosa atau di bawahnya. Ada beberapa macam.
- Polip inflamasi dimulai karena adanya peradangan akibat luka atau infeksi.
- Polip limfoid disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari jaringan getah bening (yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh).
- Papilla analitik hipertropi adalah pertumbuhan jinak jaringan ikat yang ditutupi oleh sel skuamosa.
Skin Tags
Skin Tags adalah pertumbuhan jinak dari jaringan ikat yang ditutupi oleh sel skuamosa. Bagian ini sering dianggap sebagai Wasir tapi sebetulnya bukanlah wasir tapi kondisi Tumor Jinak.
Kutil Anus
Kutil Anal (juga disebut kondiloma) adalah pertumbuhan yang terjadi tepat di luar anus dan di saluran dubur bawah di bawah garis dentate. Kutil Anus disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV). Kutil dubur tidak mungkin berkembang menjadi kanker dubur, tetapi orang-orang yang memiliki kutil dubur lebih cenderung terkena kanker dubur.
Kondisi Dubur / Anus yang berpotensi pra-kanker
Beberapa perubahan pada mukosa dubur tidak berbahaya pada tahap awal namun kemudian bisa berkembang menjadi kanker. Istilah yang umum untuk kondisi berpotensi pra-kanker adalah displasia. Beberapa kutil, misalnya, mengandung daerah displasia yang bisa berkembang menjadi kanker. Displasia yang terjadi di anus juga dikenal sebagai anal intraepithelial neoplasia (AIN) dan lesi intraepitelial squamous dubur (SILs). Bergantung pada bagaimana sel terlihat.
Faktor Resiko Kanker Anus
Faktor risiko adalah segala sesuatu yang mempengaruhi potensi Anda terkena penyakit kanker. Kanker yang berbeda memiliki faktor risiko yang berbeda. Beberapa faktor risiko, seperti merokok atau kebiasaan buruk lainnya bisa diubah. Faktor lain seperti usia seseorang atau riwayat keluarga, tidak bisa diubah.
Beberapa faktor dapat mempengaruhi risiko kanker dubur. Tapi memiliki faktor risiko, atau bahkan beberapa faktor risiko, tidak berarti Anda akan terkena kanker. Banyak orang dengan faktor risiko tidak pernah mengalami kanker dubur, sementara yang lain dengan penyakit ini mungkin memiliki sedikit atau tidak ada faktor risiko yang diketahui. Berikut beberapa faktor resiko yang patut kita perhatikan :
1. Infeksi virus papiloma (HPV)
Sebagian besar Kanker Anus tampaknya terkait dengan infeksi oleh human papilloma virus (HPV), virus yang sama yang menyebabkan kanker serviks. Faktanya, wanita dengan riwayat kanker serviks (atau pra-kanker) memiliki peningkatan risiko
kanker dubur.
HPV adalah kelompok yang terdiri lebih dari 150 virus yang terkait. Mereka disebut virus papiloma karena beberapa di antaranya menyebabkan papiloma, yang lebih dikenal sebagai kutil. Ada banyak subtipe HPV, namun yang paling mungkin menyebabkan kanker dubur adalah HPV-16. HPV-16, HPV-18, HPV-31, HPV-33, HPV-45, dan beberapa lainnya dianggap sebagai HPV berisiko tinggi karena mereka sangat terkait dengan kanker. Mereka juga dapat menyebabkan kanker pada serviks, vagina, dan vulva pada wanita, serta kanker penis pada pria, dan kanker tenggorokan pada wanita dan pria.
Subtipe HPV lainnya dapat menyebabkan kutil di daerah genital dan dubur. Istilah medis untuk kutil dubur atau genital adalah condyloma acuminatum. 2 jenis HPV yang menyebabkan sebagian besar kasus kutil dubur dan genital adalah HPV-6 dan HPV-11. Mereka disebut tipe HPV berisiko rendah karena mereka cenderung menyebabkan kutil tapi bukan kanker. Infeksi HPV dapat menyebabkan kutil anus dan genital, namun kebanyakan orang yang terinfeksi HPV tidak memiliki genital warts atau tanda infeksi lainnya.
HPV dilewatkan dari satu orang ke orang lain selama kontak kulit-ke-kulit dengan area yang terinfeksi di tubuh. HPV dapat menyebar melalui hubungan seks - termasuk seks vaginal, anal, dan oral tapi intinya adalah kontak fisik dari kulit ke kulit.
Infeksi HPV juga dapat menyebar dari satu bagian tubuh ke bagian lainnya. Misalnya, infeksi HPV mungkin mulai di alat kelamin dan kemudian menyebar ke anus.
Dalam beberapa kasus, tubuh dapat membersihkan infeksi dengan sendirinya. Tetapi pada beberapa orang infeksi tidak hilang dan menjadi kronis. Infeksi kronis, terutama dengan tipe HPV berisiko tinggi, pada akhirnya dapat menyebabkan kanker tertentu, termasuk kanker Anus.
HPV pada Pria
Bagi pria, 2 faktor utama yang mempengaruhi risiko infeksi HPV genital adalah disunat dan jumlah pasangan seksual.
Pria yang disunat (memiliki kulit khatan penis yang dikeluarkan) memiliki kesempatan lebih rendah untuk menjadi dan tetap terinfeksi HPV. Alasan pastinya belum diketahui bisa juga dari proses perubahan setelah disunat sehingga membuatnya lebih tahan terhadap infeksi HPV. Teori lain adalah bahwa permukaan kulup (yang dikeluarkan oleh sunat) lebih mudah terinfeksi HPV. Namun, penyunatan tidak sepenuhnya melindungi terhadap infeksi HPV - pria yang disunat masih bisa mendapatkan HPV dan menyebarkannya ke pasangannya.
Risiko terinfeksi HPV juga sangat terkait dengan orang yang sering melakukan hubungan seksual beresiko dengan banyak pasangan.
HPV pada Wanita
Pada wanita, infeksi HPV terjadi terutama saat mereka muda dan jarang terjadi pada wanita berusia di atas 30 tahun. Alasannya belum diketahui jelas. Beberapa jenis perilaku seksual meningkatkan risiko wanita terkena infeksi HPV genital, seperti berhubungan seks sejak dini dan memiliki banyak pasangan seksual.
Meskipun wanita yang memiliki banyak pasangan seksual lebih mungkin terinfeksi HPV, seorang wanita masih bisa terinfeksi meski hanya memiliki satu pasangan seksual. Hal ini lebih mungkin terjadi jika dia memiliki pasangan yang telah memiliki banyak pasangan seks atau jika pasangannya adalah pria yang tidak disunat.
2. Kutil Anus
Kutil anal (juga dikenal sebagai kondiloma acuminata) disebabkan oleh infeksi dengan jenis HPV tertentu - biasanya jenis yang berbeda dari yang paling mungkin menyebabkan kanker dubur. Sementara kutil dubur sendiri tidak mungkin berkembang menjadi kanker dubur, orang yang memiliki kutil dubur lebih cenderung terkena kanker Anus. Ini karena orang-orang yang terinfeksi dengan subtipe HPV berisiko rendah yang menyebabkan kutil dubur dan genital juga lebih mungkin terinfeksi dengan subtipe HPV berisiko tinggi yang menyebabkan kanker dubur.
3. Memiliki kanker tertentu
Wanita yang pernah menderita kanker serviks, vagina, atau vulva berisiko tinggi menderita kanker Anus / dubur. Ini mungkin karena kanker ini juga disebabkan oleh infeksi HPV. Pada pria, tampaknya ada kemungkinan bahwa memiliki kanker penis, yang juga terkait dengan infeksi HPV, akan meningkatkan risiko kanker dubur, namun hal ini belum ditunjukkan dalam penelitian.
4. Infeksi HIV
Orang yang terinfeksi dengan human immunodeficiency virus (HIV), virus penyebab AIDS, jauh lebih mungkin terkena kanker dubur daripada mereka yang tidak terinfeksi virus ini.
5. Aktivitas seksual
Memiliki banyak pasangan seks meningkatkan risiko infeksi HIV dan HPV. Ini juga meningkatkan risiko kanker dubur. Hubungan seks dubur reseptif juga meningkatkan risiko kanker dubur pada pria dan wanita, terutama pada mereka yang berusia lebih muda dari 30 tahun. Karena itu, pria yang berhubungan seks dengan pria memiliki risiko tinggi terkena kanker ini.
6. Merokok
Merokok meningkatkan risiko kanker dubur. Perokok saat ini beberapa kali lebih mungkin terkena kanker anus dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Berhenti merokok nampaknya mengurangi risikonya. Orang yang biasa merokok namun sudah berhenti hanya sedikit lebih mungkin terkena kanker ini dibandingkan dengan orang yang tidak pernah merokok.
7. Penurunan Imunitas
Tingkat kanker dubur yang lebih tinggi terjadi di antara orang-orang dengan kekebalan tubuh berkurang, seperti orang dengan AIDS atau orang-orang yang telah menjalani transplantasi organ dan harus minum obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh mereka.
8. Jenis kelamin dan ras / etnis
Kanker dubur lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria secara keseluruhan dan pada kebanyakan kelompok ras / etnis. Namun, di Afrika Amerika lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.
Dapatkah Kanker Anal / Anus Ditemukan Dini?
Banyak kanker dubur dapat ditemukan pada awal perjalanan penyakit. Kanker Dubur dini sering memiliki tanda dan gejala yang menyebabkan orang menemui dokter. Sayangnya, beberapa kanker dubur mungkin tidak menimbulkan gejala sampai penyakitnya mencapai tahap lanjut. Kanker dubur lainnya bisa menyebabkan gejala seperti penyakit selain kanker, hal ini mungkin menunda diagnosis mereka.
Kanker dubur berkembang di bagian saluran pencernaan yang dapat dengan mudah dilihat dan dijangkau oleh dokter. Pemeriksaan dubur digital (DRE) dapat menemukan beberapa kasus Kanker Anus sejak dini. Dalam test ini, dokter memasukkan jari yang dilumuri dan dilumasi ke dalam anus untuk merasakan benjolan atau pertumbuhan yang tidak biasa. Tes ini kadang kala digunakan untuk mencari kanker prostat pada pria (karena kelenjar prostat bisa dirasakan melalui rektum). Pemeriksaan rektal juga dilakukan secara rutin sebagai bagian dari pemeriksaan pelvis pada wanita.
Kemungkinan kanker dubur dapat ditemukan lebih awal bergantung pada lokasi dan jenis kankernya. Kanker yang mulai naik di saluran dubur cenderung menyebabkan gejala dan ditemukan lebih awal. Anal melanoma cenderung menyebar lebih awal dari kanker lainnya, sehingga sulit untuk mendiagnosisnya lebih awal.
Screening pada Orang Berisiko Tinggi
Mencari penyakit seperti kanker pada seseorang tanpa gejala disebut Screening. Tujuan Screening adalah untuk menemukan kanker pada tahap awal, saat pengobatan cenderung sangat membantu. Kanker Dubur / Anus tidak umum di di masyarakat, jadi screening masyarakat umum untuk kanker dubur tidak banyak direkomendasikan saat ini.
Namun, beberapa orang berisiko tinggi menderita neoplasia intraepitel dubur (AIN, kondisi berpotensi pra-kanker) dan kanker dubur mungkin mendapat manfaat dari screening. Ini termasuk pria yang berhubungan seks dengan pria (terlepas dari status HIV), wanita yang pernah menderita kanker serviks atau kanker vulva, siapa saja yang HIV-positif, dan siapa saja yang telah menerima transplantasi organ. Beberapa ahli juga merekomendasikan skrining untuk siapa saja yang memiliki riwayat kutil dubur.
Bagi orang-orang ini, beberapa ahli merekomendasikan penyaringan dengan tes DRE dan anal sitologi reguler (juga dikenal sebagai tes Pap dubur atau Pap smear dubur karena ini seperti tes Pap untuk kanker serviks). Untuk tes Pap anal, lapisan anal diseka, dan sel-sel yang lepas dari kapas diperiksa di bawah mikroskop.
Belum ada penelitian mengenai seberapa efektif Uji Pap ini dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Beberapa ahli menganjurkan agar tes dilakukan setiap tahun pada pria yang berhubungan seks dengan pria yang HIV-positif, dan setiap 2 sampai 3 tahun jika pria tersebut HIV-negatif. Tapi tidak ada kesepakatan luas mengenai jadwal Screening terbaik, atau bahkan kelompok orang mana yang dapat memperoleh manfaat dari screening.
Pasien dengan hasil positif pada tes Pap anal harus dirujuk untuk Biopsi. Jika AIN ditemukan pada Biopsi, mungkin perlu diobati (terutama jika bermutu tinggi)
Tanda dan Gejala Kanker Anal / Anus
Terkadang Kanker Anus tidak menyebabkan gejala sama sekali. Tapi pendarahan sering merupakan pertanda pertama penyakit ini. Perdarahan biasanya kecil. Pada awalnya, kebanyakan orang menganggap pendarahan disebabkan oleh wasir (vena yang bengkak dan bengkak pada anus dan rektum yang mungkin berdarah).
Gejala Kanker Dubur / Anus meliputi:
- Pendarahan rektum
- Anus terasa gatal
- Benjolan pada lubang anus
- Nyeri atau perasaan kenyang di daerah anus
- Penipisan tinja atau perubahan lainnya dalam buang air besar
- Aliran yang tidak normal dari anus
- Pembengkakan kelenjar getah bening di daerah anus atau selangkangan
Paling sering gejala-gejala ini lebih cenderung disebabkan oleh kondisi jinak (non-kanker), seperti wasir, fisura dubur, atau kutil dubur. Namun, jika Anda memiliki gejala-gejala ini, penting untuk segera diperiksakan ke dokter sehingga penyebabnya dapat ditemukan dan dirawat, jika diperlukan.
Bagaimana Diagnosis Kanker Anal?
Beberapa kasus kanker dubur pada orang dengan risiko tinggi didiagnosis dengan tes screening, seperti pemeriksaan dubur digital dan / atau tes Pap dubur. Terkadang dokter akan mendeteksi kanker dubur selama pemeriksaan fisik rutin atau selama prosedur ringan, seperti mengeluarkan wasir. Mengobati kanker yang ditemukan dengan cara ini seringkali sangat efektif karena Tumor ditemukan pada awal perjalanan penyakit. Tapi kanker dubur yang paling sering ditemukan karena tanda atau gejala yang dimiliki seseorang.
Jika dicurigai adanya kanker dubur, pemeriksaan dan tes akan diperlukan untuk memastikan diagnosis. Jika kanker ditemukan, tes lebih lanjut akan dilakukan untuk membantu menentukan tingkat (stadium) kanker.
Riwayat medis dan pemeriksaan fisik
Jika Anda memiliki gejala yang mungkin disebabkan oleh
Kanker Dubur, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda untuk memeriksa kemungkinan faktor risiko dan untuk mengetahui lebih lanjut tentang gejala Anda.
Dokter Anda juga akan memeriksa Anda untuk mencari kemungkinan tanda-tanda kanker dubur atau masalah kesehatan lainnya. Dia mungkin akan melakukan pemeriksaan rektal digital (memasukkan jari yang dilapisi dan dilumasi ke anus dan rektum untuk merasakan adanya benjolan atau kelainan lainnya).
Jika hasil pemeriksaan tidak normal, dokter Anda mungkin melakukan pemeriksaan atau tes lain untuk membantu menemukan masalahnya. Jika ditemukan masalah yg lebih serius lagi, Anda mungkin akan dirujuk ke spesialis seperti ahli bedah kolorektal, juga kadang-kadang dikenal sebagai ahli penyakit (ahli yang mengkhususkan diri pada penyakit kolon, rektum, dan anus) untuk tes dan pengobatan lebih lanjut.
Endoskopi
Endoskopi adalah penggunaan tabung dengan lensa atau kamera video mungil untuk memeriksa bagian dalam tubuh. Beberapa jenis endoskopi bisa digunakan untuk mencari penyebab gejala anus. Mereka juga dapat digunakan untuk mendapatkan sampel biopsi dari dalam saluran anus (dijelaskan di bawah). Untuk tes ini Anda berbaring miring di meja periksa, dengan lutut ditekuk ke dada, atau Anda membungkuk di atas meja.
Anoskopi
Untuk anoscopy, dokter menggunakan tabung berongga pendek (disebut anoscope), yang panjangnya 3 sampai 4 inci dan berdiameter sekitar 1 inci, dan mungkin memiliki cahaya di ujungnya. Dokter melapisi anoscope dengan pelumas dan kemudian dengan lembut mendorongnya ke anus dan rektum. Dengan menyinari cahaya ke dalam tabung ini, dokter memiliki pandangan yang jelas tentang lapisan rektum bawah dan anus. Ujian ini biasanya tidak menyakitkan.
Proctosigmoidoscopy yang Kaku
Proctosigmoidoscope yang kaku mirip dengan anoskop, kecuali panjangnya kira-kira 10 inci, sehingga memungkinkan dokter melihat rektum dan bagian bawah kolon sigmoid. Anda mungkin perlu minum obat pencahar sebelumnya untuk memastikan perut Anda kosong.
Biopsi
Jika pertumbuhan yang mencurigakan ditemukan selama pemeriksaan endoskopik, dokter Anda perlu mengambil sampel jaringan untuk mengetahui apakah itu adalah kanker. Ini disebut biopsi. Jika pertumbuhannya berada di dalam kanal anus, hal ini seringkali bisa dilakukan melalui ruang lingkup itu sendiri. Anda mungkin mendapatkan anestesi lokal untuk mematikan area sebelum biopsi diambil. Kemudian, sepotong kecil jaringan dipotong dan dikirim ke laboratorium. Jika tumornya sangat kecil, dokter Anda mungkin akan mencoba menyingkirkan keseluruhan tumor selama biopsi.
Seorang dokter yang disebut ahli patologi akan melihat sampel di bawah mikroskop. Jika kanker hadir, ahli patologi akan mengirimkan kembali sebuah laporan yang menggambarkan jenis sel dan tingkat kankernya.
Kanker dubur kadang menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya (koleksi sel sistem kekebalan tubuh berukuran kacang). Kelenjar getah bening bengkak pada selangkangan bisa menjadi pertanda penyebaran Kanker Dubur. Kelenjar getah bening juga menjadi bengkak akibat infeksi.
Biopsi jarum halus (FNA): Untuk melihat apakah sel kanker membesar di kelenjar getah bening, dokter Anda mungkin menarik sedikit sampel cairan dan jaringan dari nodus limfa menggunakan jarum tipis dan berongga. Seorang ahli patologi memeriksa cairan ini untuk sel kanker. Jika kanker ditemukan di kelenjar getah bening, operasi mungkin dilakukan untuk menghilangkan kelenjar getah bening di daerah itu.
Biopsi kelenjar getah bening Sentinel (SLNB): Jika kanker dubur telah didiagnosis, tes ini dapat digunakan untuk membantu menentukan apakah kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening. Meskipun tes ini terbukti berguna untuk beberapa kanker lainnya, namun belum jelas seberapa membantu kanker dubur.
Bahan pelacak radioaktif tingkat rendah disuntikkan di sekitar tumor. Seringkali pewarna biru disuntikkan ke daerah pada waktu bersamaan. Setelah sekitar satu jam, kelenjar getah bening di selangkangan dipindai untuk melihat di mana bahan radioaktif telah dilalui. Dokter menghilangkan kelenjar getah bening radioaktif atau biru. Seorang ahli patologi kemudian melihat simpul untuk sel kanker.
Tes ini dapat membantu mengetahui seberapa jauh kanker telah menyebar, karena kelenjar getah bening sentinel ini adalah sel kanker yang akan menyebabkan tumor menyebar lebih dulu. Jika nodus ini tidak mengandung sel kanker, kemungkinan besar kanker akan menyebar melampaui titik ini.
Tes pencitraan
Tes pencitraan menggunakan sinar-x, medan magnet, gelombang suara, atau zat radioaktif untuk membuat gambar bagian dalam tubuh Anda. Tes pencitraan mungkin dilakukan untuk beberapa alasan sebelum dan sesudah diagnosis kanker dubur, termasuk:
- Untuk membantu menemukan daerah yang mencurigakan yang mungkin terkena kanker
- Untuk mengetahui seberapa jauh kanker telah menyebar
- Untuk membantu menentukan apakah pengobatan telah efektif
- Untuk mencari kemungkinan tanda kanker kembali setelah perawatan
- Beberapa tes pencitraan ini digunakan lebih sering daripada yang lain.
Ultrasound
Ultrasonografi menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar organ atau massa internal. Tes ini bisa digunakan untuk melihat seberapa dalam kanker telah tumbuh ke dalam jaringan sekitar anus.
Alat mirip mikrofon kecil, yang disebut transduser, mengeluarkan gelombang suara, yang memantul dari organ dan menggema kembali. Gema dijemput oleh transduser dan diubah oleh komputer menjadi gambar di layar.
Untuk kebanyakan pemeriksaan ultrasonografi, transduser ditempatkan pada kulit. Untuk kanker dubur, transduser dimasukkan langsung ke rektum. Ini dikenal sebagai ultrasound transrectal atau endorectal. Tesnya bisa sedikit tidak nyaman, tapi biasanya tidak menyakitkan. Ultrasound sangat aman dan tidak menggunakan radiasi.
Computed Tomography (CT) Scan
Pemindaian CT menggunakan sinar-x untuk menghasilkan gambar penampang melintang yang terperinci dari tubuh Anda. Ini adalah tes umum untuk penderita kanker dubur. Hal ini dapat digunakan untuk membantu mengetahui apakah kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening atau ke tempat yang jauh seperti hati, paru-paru, atau organ lainnya.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemindaian MRI menggunakan gelombang radio dan magnet kuat, bukan sinar-x untuk membuat gambar tubuh. Energi dari gelombang radio diserap oleh tubuh dan kemudian dilepaskan dalam pola tertentu yang terbentuk oleh jenis jaringan dan oleh penyakit tertentu. Sebuah komputer menerjemahkan pola itu menjadi gambar rinci bagian tubuh. Seperti CT scan, bahan kontras bisa digunakan, tapi tidak diperlukan sesering mungkin.
Tes ini kadang kala digunakan untuk melihat apakah kelenjar getah bening di dekatnya membesar, yang mungkin pertanda kanker telah menyebar di sana.
MRI scan memakan waktu lebih lama dari CT scan - seringkali sampai satu jam - dan sedikit lebih tidak nyaman. Anda harus berbaring di atas meja yang meluncur di dalam tabung sempit. Ini membatasi dan bisa membuat orang marah karena menderita klaustrofobia (ketakutan akan ruang tertutup). Jika Anda memiliki masalah dengan ruang dekat, biar dokter Anda tahu sebelum melakukan pemindaian. Terkadang obat bisa diberikan sesaat sebelum melakukan scan untuk mengurangi kecemasan. Pilihan lain mungkin menggunakan mesin MRI "terbuka" khusus yang kurang membatasi. Mesin MRI membuat suara berdengung atau berdentang yang mungkin dirasakan beberapa orang mengganggu. Beberapa tempat akan menyediakan headphone untuk memblokir suara ini.
X-ray dada
Tes ini bisa dilakukan untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar ke paru-paru. Hal ini tidak diperlukan jika CT scan pada bagian dada dilakukan.
Scan tomografi emisi Positron (PET) scan
Untuk pemindaian PET, suatu bentuk gula radioaktif (dikenal sebagai fluorodeoxyglucose atau FDG) disuntikkan ke dalam darah. Jumlah radioaktif yang sangat rendah digunakan, dan akan hilang dari tubuh sekitar hari berikutnya. Sel kanker dalam tubuh sangat aktif, sehingga mereka menyerap sejumlah besar gula radioaktif. Setelah sekitar satu jam, Anda akan dipindahkan ke meja di pemindai PET. Anda berbaring di atas meja selama sekitar 30 menit sementara kamera khusus membuat gambar area radioaktivitas di tubuh. Gambarannya tidak dirinci secara rinci seperti pemindaian CT atau MRI, namun ini memberikan informasi bermanfaat tentang keseluruhan tubuh Anda.
Seringkali pemindaian PET dilakukan pada mesin yang bisa melakukan CT scan secara bersamaan (pemindaian PET / CT). Ini memungkinkan dokter membandingkan area radioaktivitas yang lebih tinggi pada PET scan dengan tampilan yang lebih rinci dari area tersebut pada CT scan.
Tinjauan Medis Kanker Anus dan Pengobatannya
Pengobatan Kanker Anus
Informasi perawatan umum
Setelah kanker ditemukan tim perawatan kanker Anda akan mendiskusikan pilihan pengobatan dengan Anda. Pilihan pengobatan yang Anda terima bergantung pada banyak faktor. Lokasi, jenis, dan stadium (tingkat penyebaran) tumor itu penting. Dalam memilih rencana perawatan Anda, Anda dan tim perawatan kanker Anda juga akan memperhitungkan usia Anda, keadaan umum kesehatan Anda, dan preferensi pribadi Anda.
3 metode utama pengobatan untuk Kanker Anus adalah:
Operasi
Operasi atau pembedahan seperti halnya terapi pengobatan dan perawatan untuk penderita kanker juga memiliki efek samping. Berat ringannya efek samping ini bergantung pada jenis pembedahan yang dilakukan dan bagian organ tubuh mana yang dioperasi, kondidi kesehatan umum penderita dan tipe kanker itu sendiri. Selain itu tentu saja prosedur pembedahan kanker memiliki resiko, disamping keuntungan-keuntungannya. Jika seorang penderita kanker diputuskan untuk diberikan pembedahan atau operasi, maka dokter selalu memberikan gambaran mengenai proses yang akan dilakukan dalam pembedahan, dari semua aspek yang memang harus diketahui oleh pasien.
Mengurangi efek samping yang mungkin muncul dari proses pembedahan atau operasi pada penderita kanker harus diperhatikan dengan cara menceritakan bagaimana rasa sakit yang dialami. Dengan kecanggihan teknologi pembedahan sekarang ini, efek samping-efek samping yang mungkin muncul ketika dan setelah pembedahan kanker lebih dapat diminimalisir. Saat ini, pasien yang menjalani operasi kanker dimungkinkan untuk pulih lebih cepat. Adapun teknik yang dilakukan untuk mengurangi efek samping pasca pembedahan kanker disebut dengan symptom management, perawatan paliatif, atau perawatan suportif. Semua teknik ini merupakan bagian penting dari perawatan penting untuk penderita kanker yang sedang menjalani pengobatan. Karena itu, untuk mendapatkan hasil terbaik, tentu saja pasien harus berkomunikasi dengan jujur tentang efek samping yang dialaminya dan perubahan-perubahan yang terjadi setelah diberikan perawatan. Bergantung pada pembedahan yang diberikan, maka penderita kanker harus memperhatikan diet, kemampuan aktivitas tubuh, kesehatan reproduksi, dan mungkin juga bentuk tubuh.
Efek samping Operasi Kanker Anus:
1. Rasa Sakit
Tentu saja rasa sakit adalah hal yang umum ketika seseorang diberikan prosedur pembedahan, ini berlaku pada semua jenis operasi. Intensitas rasa sakit bergantung pada banyak faktor termasuk lokasi pada organ tubuh mana yang dibedah, seberapa besar luka sayatan pembedahan, seberapa banyak jaringan yang diangkat, dan apakah pasien juga telah mengalami rasa sakit sebelum diberikan pembedahan. Rasa sakit akan berangsun menghilang bersamaan dengan pemulihan kondisi tubuh setelah operasi. Untuk membantu mengurangi rasa sakit pasca operasi, dokter tentu juga akan memberikan obat-obatan tertentu.
2. Pendarahan
Tentu saja ini adalah efek samping yang sangat umum dari prosedur pembedahan. Pendarahan atau kehilangan darah sebenarnya tidak terlalu berakibat pada fungsi tubuh penderita, kecuali jika prosedur operasi mengakibatkan banyaknya kehilangan darah pada tubuh pasien. Untuk mengatasi ini maka tim medis tentu telah menyediakan transfusi darah sesuai yang dibutuhkan oleh penderita kanker yang menjalani operasi. Kadang-kadang pendarahan juga bisa terjadi pasca operasi, ketika ini terjadi maka luka harus segera dibersihkan dan sebaiknya dilakukan evaluasi oleh tim medis.
3. Infeksi
Efek samping berupa infeksi dapat terjadi di sekitar luka bekas operasi atau bahkan di bagian lain dari tubuh penderita kanker. Sebenarnya para dokter bedah dan tim medis telah mempersiapkan pasien agar selalu terhindar dari kemungkinan terkena infeksi. Beberapa tanda awal adanya infeksi antara lain berupa pembengkakan, warna kemerahan, rasa sakit yang bertambah intensitasnya, dan kadang-kadang keluarnya cairan dari luka bekas operasi. Tim medis akan memberikan antibiotik jika penderita kanker mengalami infeksi setelah prosedur pembedahan.
4. Pembengkakan pada Lokasi Sekitar Pembedahan
Ketika prosedur pembedahan selesai dilakukan, bagian sekitar tubuh yang mengalami pembedahan tentu mengalami luka sayat. Di sekitar luka ini akan terjadi pembengkakan. Pembengkakan terjadi karena respon sel-sel darah putih (leukosit) yang mengeluarkan substansi-substansi tertentu dan terakumulasi pada daerah sekitar luka untuk menyerang substansi-substansi asing. Ini adalah proses normal yang dilakukan oleh tubuh. Bersama proses penyembuhan, maka pembengkakan bagian sekitar luka operasi juga akan sembuh.
5. Lemas Tak Bertenaga
Kebanyakan penderita kanker yang menjalani pengobatan melalui operasi, merasa sangat lelah pasca pembedahan, terutama ketika pembedahan ini dilakukan pada bagian-bagian seperti rongga perut atau rongga dada. Hal ini sangat berhubungan dengan beberapa faktor yang saling berkombinasi seperti penggunaan anestesia (pembiusan), proses yang terjadi dalam tubuh penderita karena energi tubuh akan dicurahkan kepada bagian yang mengalami operasi untuk proses penyembuhan, dan berkurangnya jumlah asupan makanan setelah pembedahan, juga faktor stress yang mungkin dialami oleh penderita. Biasanya perasaan lemas tak bertenaga ini akan menghilang berangsur-angsur setelah setengah atau satu bulan pasca operasi.
6. Disfungsi Organ
Ketika prosedur pembedahan dilakukan pada area tertentu seperti rongga perut atau dada, efek samping yang mungkin muncul adalah tidak berfungsinya organ-organ tertentu seperti saluran pencernaan untuk beberapa saat. Disfungsi saluran pencernaan yang terjadi misalnya, saluran pencernaan tidak akan melewatkan makanan atau gas untuk jangka waktu tertentu yang pendek. Hal ini akan mengakibatkan penderita mengalami pusing, mual dan muntah, kram pada bagian perut.
7. Keluarnya Cairan dari Luka Bekas Pembedahan
Pada beberapa kasus, terjadi pengeluaran cairan melalui luka bekas sayatan operasi. Hal ini harus mendapatkan perhatian terutama jika cairan berbau busuk atau tampak luka yang memerah dan terjadi peradangan. Adanya tanda-tanda ini mungkin menunjukkan bahwa telah terjadi infeksi dan harus segera dievaluasi oleh tim medis dan mungkin perlu ditangani.
8. Adanya Memar di Sekitar Daerah Pembedahan
Setelah penderita kanker menjalani prosedur pembedahan, adalah umum terbentuk memar di sekitar daerah operasi. Hal ini terjadi karena pecah dan terpotongnya pembuluh darah di sekitar daerah operasi. Tetapi, jika memar disertai dengan pembengkakan, maka sebaiknya pasien meminta tim medis melakukan evaluasi jika perlu tentu akan diberikan penanganan lebih lanjut.
9. Kehilangan Selera Makan
Efek samping berupa kehilangan nafsu makan pada penderita kanker sehabis menjalani prosedur pembedahan adalah hal yang sangat umum terjadi, utamanya ketika anestesia diberikan. Hal ini nantinya juga akan mengakibatkan turunnya berat badan. Biasanya selera makan akan segera pulih dan berat badan kembali normal setelah semua efek lainnya dari pembedahan mereda.
10. Lymphedema
Lymphedema adalah efek samping yang umum dialami oleh pasien pengobatan kanker yang melakukan pembedahan pada nodus limfa (lymph node) untuk pengangkatan nodus limfa ini. Nodus limfa ukurannya kecil dan bentuknya biji kacang yang sebenarnya berfungsi untuk pertahanan tubuh terhadap serangan bakteri atau bahan-bahan berbahaya yang amsuk ke dalam tubuh. Ketika nodus limfa diangkat pada suatu pembedahan, cairan limfatik yang bening akan terkumpul di sekitar area ini dan menyebabkan pembengkakan. Adanya pembengkakan akan mengakibatkan ketidaknyamanan penderita kanker untuk menggerakan anggota tubuh yang terpengaruh seperti lengan atau kaki. Jika lyphedema terjadi, maka tim medis akan memberikan terapi khusus untuk lymphedema ini.
Radioterapi
Sebagian besar penderita kanker akan menerima terapi radiasi sebagai bagian dari pengobatan. Radioterapi dimanfaatkan oleh para dokter untuk membantu pengobatan hampir semua jenis kanker. Terapi radiasi ini juga berguna dalam mengobati beberapa jenis tumor jinak. Berikut adalah beberapa alasan mengapa radioterapi dilakukan:
- Sebagai satu-satunya jenis pengobatan untuk kanker.
- Kombinasi dengan jenis pengobatan lain seperti kemoterapi untuk menghancurkan sel kanker.
- Menghentikan pertumbuhan sel kanker yang masih ada setelah operasi (terapi adjuvant).
- Memperkecil ukuran kanker sebelum operasi (terapi neoadjuvant).
- Pada kanker stadium lanjut, guna meringankan gejala yang disebabkan oleh kanker.
- Jenis Pengobatan Radioterapi
Secara umum ada dua jenis radioterapi yang digunakan untuk pengobatan kanker, yaitu:
Radioterapi eksternal.
Radioterapi eksternal adalah tipe yang paling umum dari radioterapi. Sebuah mesin akan memancarkan radiasi, biasanya X-ray intensitas tinggi. Radiasi akan diarahkan pada bagian tubuh yang terkena kanker. Tiap sesi biasanya membutuhkan waktu sekitar 10-30 menit. Anda tidak akan merasa sakit atau kepanasan selama terapi.
Radioterapi internal.
Ada dua cara radioterapi internal yang umumnya dilakukan, yaitu :
Implan.
Umumnya implan akan ditempatkan pada bagian tubuh yang terkena kanker atau di dekatnya. Ukuran dan bentuk implan sangat beragam dengan materi radioaktif yang berbeda-beda. Terutama digunakan untuk kanker pada rahim, rektum, serviks, prostat, mulut dan leher.
Cairan.
Dengan cara meminum cairan yang mengandung iodin radioaktif. Misalnya untuk pengobatan kanker tiroid. Kandungan iodin radioaktif akan diserap oleh aliran darah, kemudian diserap oleh sel-sel tiroid baik yang terkena kanker atau normal. Iodin kemudian akan terkumpul dan menghancurkan sel-sel pada tiroid.
Selain itu, terdapat beberapa metode baru radioterapi yang digunakan untuk memerangi sel kanker.
- Radioterapi yang dipandu pencitraan atau image-guided radiotherapy (IGRT), yang memungkinkan radiasi lebih akurat mengarah pada sel kanker.
- Radioterapi dengan intensitas termodulasi atau Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) yang terutama berguna untuk pengobatan kanker pada bagian kepala dan leher.
- Stereotactic radiotherapy (SRT) yang dapat digunakan dengan mengarahkan pada kanker yang berukuran kecil.
- Terapi sinar proton atau proton beam therapy yang juga dapat meminimalisasi jaringan sehat untuk terkena radiasi berkat akurasi yang tinggi terhadap kanker saja.
Mempertimbangkan Risiko Efek Samping
Efek samping radioterapi tergantung kepada bagian tubuh mana yang terkena radiasi dan seberapa banyak intensitas yang digunakan. Mungkin saja seseorang tidak mengalami efek samping, sementara yang lain mengalami beberapa efek samping secara sekaligus.
Sebagian besar efek samping bersifat sementara, mampu dikendalikan, dan yang terpenting akan segera hilang setelah terapi selesai.
- Kepala dan leher. Radioterapi yang dilakukan di sekitar kepala dan leher, kemungkinan efek samping antara lain kondisi mulut kering, air liur yang mengental, sakit tenggorakan, sulit menelan, perubahan rasa pada makanan yang dikonsumsi, mual, sariawan, dan kerusakan pada gigi.
- Dada. Terapi radiasi yang dilakukan pada bagian dada dapat menyebabkan efek samping berupa batuk, napas yang pendek, dan kesulitan menelan.
- Perut. Di bagian perut, efek samping yang terjadi biasanya mual, muntah, dan diare.
- Panggul. Efek samping dapat berupa iritasi kandung kemih, sering buang air kecil, diare, dan disfungsi seksual sebagai efek dari terapi radiasi yang dilakukan di sekitar panggul.
- Selain itu ada juga risiko yang umum dikeluhkan setelah terapi radiasi, antara lain kerontokan pada rambut, iritasi kulit di lokasi terapi, dan rasa lelah.
Efek tersebut biasanya akan berkurang beberapa hari atau minggu setelah pengobatan selesai. Meski jarang terjadi, radioterapi juga memiliki kemungkinan dampak jangka panjang. Misalnya pengobatan pada bagian kelamin atau panggul berisiko menyebabkan kemandulan yang permanen.
Seringkali pendekatan terbaik menggabungkan 2 atau lebih dari strategi ini. Di masa lalu, operasi adalah satu-satunya cara untuk menyembuhkan kanker dubur, tapi sekarang kebanyakan kanker dubur diobati dengan kombinasi radiasi dan kemoterapi (disebut chemoradiation atau chemoradiotherapy). Pendekatan ini sering menghilangkan kebutuhan akan pembedahan.
Kemoterapi
Apabila ditemukan geja-gejala seperti diatas hendaknya segera melakukan pengecekan secara menyeluruh agar bisa ditangani sesegera mungkin apabila si pasien divonis menderita Kanker Anus. Untuk penanganan
Kanker Anus dalam dunia kedokteran diperlukan tata laksana seperti Radiografi dan kemoterapi yang memiliki tujuan primer untuk mematikan sel kanker yang ada dilokasi, sekaligus mengejar dan menghabisi sel kanker yang sudah terlanjur tersebar melalui peredaran darah. Secara medis, hanya inilah satu-satunya cara yang telah di teliti secara ilmiah sebagai pengobatan yang efektif terhadap kanker.
Kemoterapi ini seringkali menjadi momok yang menakutkan bagi pasien penderita kanker anus karena selain memberikan manfaat terapi ini juga memiliki efek samping yang tidak sedikit. Cara kerja terapi kemoterapi pada penderita kanker adalah dengan menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker yang berkembang dan membelah diri dengan cepat, tergantung kepada jenis kanker dan sudah stadium berapa, berikut beberapa manfaat Kemoterapi :
- Meringankan gejala, Kemoterapi dapat memperkecil tumor yang mengakibatkan rasa sakit.
- Mengendalikan, Kemoterapi dapat mencegah penyebaran , memperlambat pertumbuhan, sekaligus menghancurkan sel kanker yangh berkembang ke bagian tubuh yang lain.
- Menyembuhkan, Kemoterapi dapat menghancurkan semua sel kanker meski dalam beberapa kasus
Kemoterapi juga dapat mempengaruhi sel sehat yang secara normal membelah dengan cepat, mislanya yang berada di sekitar mulut, usus serta rambut. Meski umumnya akan segera menghilang setelah pengobatan kemoterapi selesai. Sulit untuk memprediksi seberapa berat seseorang akan mengalami efek samping dari kemoterapi sebab tiap orang penderita kanker memiliki reaksi yang berbeda terhadap pengobatan ini.
Efek samping Kemoterapi muncul karena obat-obatan tersebut tidak memiliki kemampuan membedakan sel kanker yang berkembang pesat dengan sel sehat yang secara normal juga memiliki perkembangan pesat. Misalnya sel darah, sel kulit, serta sel-sel yang ada di dalam perut sehingga Kemoterapi memiliki efek negatif.
Efek samping Kemoterapi :
- Rambut rontok,
- Kehilangan nafsu makan,
- Sesak nafas dan detak jantung tidak biasa akibat anemia,
- Mual dan muntah,
- Mimisan,
- Kulit kering dan terasa perih,
- Gampang memar,
- Gusi berdarah.
Dalam beberapa kasus efek samping Kemoterapi bisa lebih serius dibandingkan yang lain. Misalnya sel darah putih yang menurun dengan cepat sehingga dapat meningkatkan resiko infeksi. Perlu diperhatikan juga biaya Kemoterapi juga tidaklah sedikit sedangkan Penderita kanker seringkali harus menjalani terapi ini berkali-kali.
Penting untuk mendiskusikan semua pilihan pengobatan, termasuk tujuan dan kemungkinan efek sampingnya, dengan dokter Anda untuk membantu membuat keputusan yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda. Anda mungkin merasa perlu membuat keputusan dengan cepat, tapi penting memberi diri Anda waktu untuk menyerap informasi yang telah Anda pelajari. Tanyakan pertanyaan tim perawatan kanker Anda.
Jika waktu memungkinkan, seringkali merupakan ide bagus untuk mencari pendapat kedua. Pendapat kedua bisa memberi Anda lebih banyak informasi dan membantu Anda merasa lebih yakin dengan rencana perawatan yang Anda pilih.
Mengingat Metode Komplementer dan Alternatif
Anda mungkin mendengar tentang metode alternatif atau komplementer yang dokter Anda tidak disebutkan untuk mengobati kanker Anda atau menghilangkan gejala. Metode ini bisa meliputi vitamin, herbal, dan diet khusus, atau metode lain seperti akupunktur atau pijat, untuk beberapa nama.
Metode komplementer mengacu pada perawatan yang digunakan bersamaan dengan perawatan medis reguler Anda. Pengobatan alternatif digunakan sebagai pengganti perawatan medis dokter. Meskipun beberapa metode ini mungkin membantu dalam menghilangkan gejala atau membantu Anda merasa lebih baik, banyak yang belum terbukti berhasil. Beberapa bahkan mungkin berbahaya.
Pemilihan pengobatan yang bijak akan sangat mempengaruhi kesembuhan penderita Kanker Anus. Pengobatan herbal / secara alami bisa menjadi pilihan terbaik untuk kesembuhan penderita Kanker Anus. Karena Obat Herbal akan aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan efek samping karena terbuat dari bahan alami. Tentunya kita juga ingat dengan pepatah Ketika Tuhan menciptakan suatu penyakit seketika itu juga Tuhan menumbuhkan tanaman sebagai penyembuhnya. Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keaneka ragaman hayati yang didalamnya terkandung berbagai macam obat untuk segala macam penyakit. Para leluhur telah mewariskan beribu-ribu macam ramuan yang sebagian juga telah kita kenal. Namun sebagai generasi modern hendaknya kita lebih jeli lagi dalam memilih dan memilah ramuan-ramuan mana yang telah teruji secara klinis dan terbukti aman dan ampuh.
Berikut beberapa Tumbuhan yang ada dialam yang bisa digunakan untuk pengobatan Kanker Anus :
Sirsak
Telah lama kita dengar mengenai keampuhan Daun Sirsak dalam menyembuhkan penyakit kanker. Pada tahun 1995 pernah diadakan penelitian terhadap daun sirsak yang dilakukan oleh Ilmuwan dari Indonesia Prof. Solaksono Sastridihardjo yang merupakan profesor di bidang entomology dari fakultas Biologi ITB yang berkolaborasi dengan Dr. Jerry Mc Laughlin. Penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat dalam kurun waktu 1995 -1998 dan terungkap bahwa senyawa - senyawa yang terkandung dalam daun sirsak diantaranya yaitu Anopentosin A, Anopentosin B, Anopentosin C, Murikatosin Acetoginin inilah yang terkandung dalam daun sirsak yang dapat melawan lebih dari 12 jenis kanker.
Begitu juga Journal of Natural Product telah memberikan kesimpulan dalam penelitiannya pada tahun 1999 dan memberikan laporan bahwa studi yang dilakukan oleh Catholic University di Korea Selatan menyatakan bahwa salah satu unsur Kimia yang terkandung dalam Daun Sirsak terdapat Graviola yang mampu membedakan dan menghancurkan sel kanker usus besar yang 10.000 kali lebih kuat dari Adriamycin dan Kemoterapi lebih dalam lagi penelitian ini juga mengungkapkan bahwa Graviola dapat menyeleksi dan membunuh sel-sel jahat pada kanker saja sedang sel-sel sehat tidak terganggu.
Keladi Tikus
Keladitikus mampu memblokir perkembangan sel-sel kanker dan tumor,’ kata Wahyu Suprapto, herbalis di Kota Batu, Jawa Timur, dan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang meresepkan keladitikus. Menurut Lina Mardiana keladitikus menghambat pertumbuhan sel kanker sekaligus meningkatkan stamina pasien.
Dr Dyah Iswantini, periset di Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor, membuktikan keladitikus sebagai antikanker. Dyah meneliti daya hambat ekstrak air dan etanol keladitikus terhadap aktivitas tirosin kinase. Enzim tirosin kinase mempengaruhi perkembangan sel-sel kanker di tubuh manusia.
Daun Sirih Merah
Daun sirih merah bermanfaat untuk penyembuhan Penyakit Kanker, berikut beberapa kandungan Daun Sirih Merah :
- Flavonoid, senyawa ini berfungsi untuk menurunkan lemak jahat dalam darah serta mengedarkan oksigen kesuluruh tubuh.
- Polifenol, senyawa ini bermanfaat sebagai Antioksidan,
- Tanin, kandungan ini bermanfaat sebagai antiseptik yang mampu membunuh bakteri jahat,
- Eugenol, berguna sebagai pereda nyeri,
- Minyak Atsiri, berguna untuk melawan sel kanker,
- Saponin, berfungsi menangkal virus, bakteri, dan kuman yang merugikan tubuh.
Pengobatan Herbal sering kali jadi pilihan bijak karena terbuat dari bahan alami sehingga tak perlu khawatir akan adanya efek samping. Karena seperti pepatah bahwa Tuhan akan menumbuhkan obatnya setelah adanya penyakit yang tercipta. Manfaatkanlah apa yang ada di alam, karena sehat itu kembali ke Alam. Sekarang tidak perlu susah mencari tumbuhan-tumbuhan ramuan tersebut karena untuk beberapa daerah mungkin sudah langka / sulit ditemukan, Kami telah meracik ramuan tersebut dan terdaftar di BPOM sehingga telah memenuhi standar Obat Herbal.
Kami juga mewakili Kabupaten Cilacap dalam Pameran Obat Herbal di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta
Keuntungan Belanja Online Pada Kami:
- Aman, (Tanpa khawatir tertipu, karena pesanan obat pasti dikirimkan sesuai alamat tujuan, setelah anda melakukan konfirmasi pembelian)
- Tanpa kedokter (Tanpa Operasi, hemat waktu, dll)
- Barang dikirim ke alamat rumah anda via TIKI atau JNE kilat, Di bungkus rapih
- Tanpa Khawatir Tertipu Karena Obat Kami Sudah Terdaftar Oleh BPOM Untuk keaslian produk kami jamin asli dari perusahaan kami sendiri (De Nature Indonesia) selain itu juga obat herbal AmbeJoss De Nature Indonesia sudah terdaftar resmi di BPOM RI.
